Teknik Pengambilan Sampel dan 5 Tahapannya

Teknik pengambilan sampel adalah cara para peneliti untuk memperkirakan hasil dari sebuah penelitian dimana sampel merupakan bagian dari populasi penelitian tersebut.

Teknik pengambilan sampel merupakan bagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara pengambilan sebuah sampel.

Pengertian teknik pengambilan sampel dan metodenya memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut beberapa ahli.

Oleh karena itu, dalam artikel kali ini akan membahas teknik pengambilan sampel berikut penjelasannya secara lengkap.

Penjelasan teknik pengambilan sampel dan penjelasannya di bawah ini.

Pengertian teknik pengambilan sampel

Sugiono

Teknik pengambilan sampel adalah teknik sampling.

Margono

Teknik pengambilan sampel adalah cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya.

Cara ini perlu memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar dapat diperoleh sebuah sampel yang representatif.

Tujuan dan tahapan pengambilan sampel

Tujuan pengambilan sampel

Adanya bahwa seluruh populasi yang ada di bumi seragam sehingga bisa diwakili melalui satu sampel saja.

Keterbatasan tenaga, waktu, juga biaya.

Populasi yang terlalu banyak atau Jangkauan yang terlalu luas sehingga tidak memungkinkan dilakukannya pengambilan data dari seluruh populasi.

Tahapan pengambilan sampel

  1. Definisikan terlebih dahulu populasi yang akan anda amati.
  2. Menentukan kerangka sampel dan Kumpulan berbagai peristiwa yang mungkin terjadi.
  3. Menentukan cara atau metode atau teknik pengambilan sampel yang sesuai.
  4. Melakukan pengambilan sampel melalui pengumpulan data-data.
  5. Melakukan pemeriksaan ulang berdasarkan hasil proses sampel data yang sudah dilakukan sebelumnya.

Teknik pengambilan sampel

Teknik Pengambilan Sampel dan 5 Tahapannya

Seperti yang sudah kita ketahui, cara pengambilan sampel ada bermacam-macam, semuanya tergantung dari jenis penelitian apa yang akan anda lakukan.

Namun, secara garis besar teknik pengambilan sampel dibagi menjadi dua kelas besar, kedua jenis tersebut terdiri dari pengambilan data secara acak dan pengambilan data atau sampel secara tidak acak.

Kedua jenis teknik pengambilan sampel tersebut memiliki sub-sub lainnya seperti:

  • Purposive sampling
  • Snowball sampling
  • Cluster sampling

Berikut ini 2 kelas besar pembagian teknik pengambilan sampel, diantaranya:

1. Probability sampling atau random sample

Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara random atau acak yang mana seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian.

Metode ini terbagi kedalam beberapa jenis yang lebih spesifik, antara lain in:

  • Pengambilan sampel acak sederhana

Simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak dan sederhana merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota di dalam populasi untuk menjadi sampel penelitian lewat nomor undian.

Ada dua pendapat terkait metode pengambilan sampel acak sederhana yaitu:

    • Bahwa setiap nomor terpilih harus dikembalikan kembali sehingga setiap sampel memiliki persentase kesempatan yang sama.
    • Bahwa tidak diperlukannya pengembalian sampel menggunakan metode ini.

Tetapi, metode yang paling sering digunakan adalah metode pengambilan sampel acak sederhana dengan pengembalian.

Kelebihan dari metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan mengetahui standar kesalahan di dalam penelitian.

Kekurangan dari metode ini yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar bisa mempresentasikan populasi yang akan diteliti.

Contoh pengambilan sampel metode acak sederhana:

Di dalam sebuah penelitian dibutuhkan 30 sampel dengan populasi penelitian berjumlah 100 orang.

Para peneliti kemudian membuat undian untuk mendapatkan sampel yang pertama.

Pa mendapatkan sampel pertama, nama yang terpilih dikembalikan kembali agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama dengan responden yang pertama.

Langkah tersebut akan dilakukan kembali hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian yaitu 30 sampel.

  • Pengambilan sampel acak sistematis

Systematic random sampling atau metode pengambilan sampel acak sistematis adalah metode yang menggunakan interval dalam pemilihan sampel penelitiannya.

Contoh teknik pengambilan sampel yang satu ini adalah pengambilan sampel dari setiap orang ke-10 ke Puskesmas.

Setiap orang yang datang pada urutan 10, 20, 30, dan seterusnya akan dijadikan sebagai sampel penelitian.

Contoh lainnya misalnya, dalam sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10.

Selanjutnya para responden akan dibagikan ke dalam masing-masing kelompok untuk diambil secara acak dari masing-masing kelompok tersebut.

  • Pengambilan sampel acak berstrata

Stratified random sampling merupakan pengambilan sampel berdasarkan tingkatan tertentu.

Contohnya penelitian tentang motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah, dan manajer tingkat bawah.

Proses pengambilan sampel acak diambil dari masing-masing kelompok tersebut.

  • Pengambilan sampel acak berdasarkan area

Cluster random sampling atau pengambilan sampel acak berdasarkan area merupakan teknik pengambilan sampel secara berkelompok.

Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasarkan area atau kelompok tertentu dengan tujuan untuk meneliti suatu hal pada bagian yang berbeda dalam satu instansi.

Contohnya penelitian kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang poli, dan ruang IGD di rumah sakit Z.

  • Teknik pengambilan sampel acak bertingkat

Atau nama lainnya multi stage sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara bertingkat, baik bertingkat dua, tiga, atau lebih.

Contohnya pengambilan sampel di kecamatan kemudian gugus, lanjut ke desa, dan berakhir di RW, serta RT.

Baca Juga : Contoh Iklan Layanan Masyarakat Adalah

2. Non probability sampling atau non random sample

  • Purposive Sampling

Merupakan teknik pengambilan sampel yang paling sering digunakan karena metode ini menggunakan kriteria yang sudah dipilih oleh para peneliti.

Kriteria pemilihan sampel dalam metode ini terbagi menjadi kriteria inklusi dan juga eksklusi, berikut penjelasannya.

    • Kriteria inklusi

Kriteria sampel yang diinginkan oleh seorang peneliti berdasarkan tujuan penelitian.

    • Kriteria eksklusi

Kriteria khusus yang menyebabkan para calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian.

Contohnya para calon responden mengalami penyakit atau gangguan psikologis yang bisa mempengaruhi hasil penelitian.

Contoh purposive sampling yaitu penelitian tentang nyeri pasien diabetes melitus yang mengalami luka di bagian kaki.

Yang termasuk kriteria inklusi antara lain:

Penderita diabetes melitus dengan luka di bagian kaki.

Usia 18 hingga 59 tahun.

Dapat membaca dan juga menulis.

Yang termasuk kriteria eksklusi antara lain:

Penyakit diabetes melitus memiliki penyakit penyerta atau bawaan lainnya seperti gangguan ginjal, gagal jantung, dan lain-lain.

Penderita diabetes melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.

  • Snowball Sampling

Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau korespondensi dari para responden.

Metode ini memerlukan informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, kemudian secara terus menerus hingga keseluruhan kebutuhan sampel penelitian sudah terpenuhi.

Metode ini sangat cocok untuk penelitian tentang hal-hal sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, contohnya penelitian kaum penderita HIV dan sebagainya.

  • Accidental Sampling

Teknik pengambilan sampel yang satu ini merupakan metode penentuan sampel tanpa disengaja atau secara kebetulan ditemui pada saat itu juga.

Penelitian dengan metode ini cocok untuk jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.

Misalnya penelitian penyakit steven Johnson syndrome yakni penyakit yang merusak seluruh mukosa akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.

Kasus ini cukup langka dan sulit ditemukan, oleh karena itu, para peneliti mengambil sampel saat mereka menemukan kasus Steven Johnson syndrome.

Yang kemudian akan dilanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu yang sudah ditentukan oleh peneliti tersebut.

Teknik pengambilan sampel cara yang satu ini cocok untuk penelitian yang bersifat umum dan bisa terjadi ketika hal itu memang sedang terjadi.

  • Quota Sampling

Merupakan teknik pengambilan data dengan mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang sudah ditentukan oleh peneliti.

Kelebihan dari quota sampling adalah caranya mudah dan aktif karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya.

Kekurangan dari quota sampling adalah bias penelitian cukup tinggi.

Jika anda menggunakan teknik pengambilan sampel yang satu ini, anda memerlukan jumlah sampel yang terbatas, contohnya penelitian pasien Lupus atau penderita penyakit tertentu.

Karena dalam suatu area, penderita penyakit Lupus bisa dihitung dengan jari.

Jika dalam suatu area terdapat 10 penderita penyakit Lupus, maka dipastikan populasi tersebut bisa dijadikan sampel secara keseluruhan, ini yang disebut dengan total quota sampling.

  • Teknik sampel jenuh

Merupakan teknik pengambilan sampel yang menjadikan semua anggota populasi sebagai sampelnya dengan persyaratan populasi yang ada harus kurang dari 30 orang.

Baca Juga : Simbol Flowchart : Pengertian dan 3 Contohnya

Kesimpulan

Sekian artikel pembahasan teknik pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif dan penelitian lainnya yang bisa anda gunakan dan bisa anda jadikan referensi pengambilan data atau sampel yang anda butuhkan.

Semoga artikel Ini bisa memberikan Anda wawasan serta informasi tambahan terkait teknik pengambilan sampel di dalam penelitian.

Terima kasih sudah berkunjung dan sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.