Artikel kali ini akan membahas seputar mengenal kepemimpinan dan model kepemimpinan.
Kedua istilah ini sering digunakan di dalam literatur atau perbincangan sehari-hari.
Meskipun begitu, masih banyak orang yang belum memahami arti dari kepemimpinan itu sendiri.
Penafsiran tentang kepemimpinan dari orang yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda-beda dan tidak sesuai dengan definisi kepemimpinan yang seharusnya.
Untuk itu, mari sama-sama kita bahas informasi terkait kepemimpinan yang sesuai dengan ilmu manajemen.
Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan sering disebut juga dengan leadership.
Dibawah ini Beberapa definisi dari kepemimpinan yaitu:
- Kepemimpinan bisa disebut juga influence yang artinya mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
- Kepemimpinan merupakan pengaruh yang tidak lebih dan tidak kurang.
- Kepemimpinan merupakan kegiatan menggerakkan orang lain untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan.
- Kepemimpinan yaitu mencapai hasil melalui orang lain.
Bisa ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari kepemimpinan adalah pengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut untuk mau mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemimpin.
Model kepemimpinan
Model kepemimpinan sebenarnya sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Masing-masing model kepemimpinan memiliki cirinya tersendiri, ada yang timbul karena anugerah dari Tuhan, ada juga yang karena sifat atau karakter dari orang itu sendiri, dan ada juga yang timbul karena hasil dari proses pembelajaran.
Setidaknya ada 3 model kepemimpinan dalam Ilmu manajemen, diantaranya:
1. Kepemimpinan karismatik
Kepemimpinan ini berasal dari anugerah Tuhan atau bakat di mana orang tersebut dapat memimpin dan memiliki kemampuan luar biasa.
Kemampuan ini seperti magnet yang kuat dengan daya tarik emosional yang kuat dari seorang pemimpin kepada orang yang dipimpin.
Contohnya Bung Karno, mahatma Gandhi, dan Anwar Sadat.
2. Kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan ini digunakan untuk menerapkan transaksi yang saling menguntungkan dengan bawahan, mengelola bawahan dengan memberi reward dan juga konsumen.
Kepemimpinan transaksional biasanya untuk mengendalikan bawahan dengan cara menggunakan kekuasaan demi mencapai hasil.
3. Kepemimpinan transformasional
Model kepemimpinan ini cukup efektif dan banyak diterapkan diberbagai organisasi nasional maupun internasional.
Model kepemimpinan dapat mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya dengan menekankan beberapa faktor, antara lain:
- Perhatian
- Kepercayaan
- Komunikasi
- Resiko
- Rasa hormat
Terdapat empat perilaku spesifik dari kepemimpinan transformasional yang dimiliki oleh seorang pemimpin, diantaranya:
- Communication
Memiliki keterampilan komunikasi yang baik dengan orang lain.
- Caring
Memiliki kepedulian kepada orang lain sehingga membuat bawahannya merasa diakui sebagai bagian dari organisasi.
- Creating Opportunities
Dapat menciptakan peluang bagi orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
- Credible
Memiliki sifat konsisten dan komitmen yang tinggi sesuai apa yang diucapkan dengan yang diperbuat.
Ada tiga aspek dalam kepemimpinan transformasional, yaitu:
- Visi
Kemampuan diri untuk menggambar, menjelaskan, dan meyakinkan bawahan tentang kondisi masa depan yang diinginkan sekaligus cara mewujudkannya.
- Kekuatan
Memiliki pengaruh, kendali, kuasa terhadap orang lain atau kelompok sehingga mendapatkan dukungan yang kuat untuk mencapai tujuan.
Power atau kekuatan merupakan motif yang sangat kuat dan dibutuhkan bagi seorang pemimpin untuk mencapai keberhasilan dalam memimpin suatu organisasi.
Setidaknya terdapat empat jenis power atau kekuatan yang ada dalam diri seorang pemimpin:
- Personalized Power
Untuk menunjukkan kekuasaannya lebih besar daripada orang lain dan merupakan keistimewaan status.
Contohnya permintaan tempat parkir khusus.
- Peronal Power
Berasal dari keahlian tertentu dan berasal dari jalinan persahabatan,
- Position Power
Berasal dari otoritas yang sah secara formal memiliki kendali atas sumber daya manusia, fasilitas, dan finansial.
- Prosocial Power
Kekuasaan ini tersebar di seluruh jenjang jabatan dan saling mempengaruhi satu sama lain, banyak memberikan keuntungan, dan pekerjaan mudah terselesaikan.
- Kepercayaan diri
Untuk bertindak dengan sumber dari pengalaman atau hal-hal yang yang pernah terjadi dalam kehidupannya.
Baca Juga : Sudut Pandang : Pengertian Lengkap, 2 Jenis dan Contohnya
Unsur-unsur kepemimpinan
Terdapat delapan unsur kepemimpinan yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mencapai tujuan organisasi, diantaranya:
1. Budaya organisasi
Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi.
Norma-norma yang mengarahkan cara para anggotanya berperilaku.
Nilai-nilai tentang sesuatu yang harus dan diterapkan di dalam organisasi.
2. Integritas
Mempertahankan tingkat kejujuran dan etika yang tinggi dalam perkataan dan tindakan sehari-hari.
Terdapat empat jenis tingkatan dalam integritas dari sebuah kepemimpinan, yakni:
- Bertindak sesuai kode etik dan prinsip moral.
- Konsisten menerapkan norma-norma yang ada.
- Dapat dipercaya, sama dalam perkataan dan perbuatan.
- Sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya kebenarannya.
3. Pengembangan berkelanjutan
Mampu menciptakan lingkungan yang terus-menerus melakukan perbaikan proses kerja.
Selalu aktif dan mampu mendorong bawahan untuk melakukan peningkatan hasil dari proses kerja melalui perbaikan yang ada.
Perbaikan yang berkesinambungan bertujuan untuk meningkatkan proses kerja organisasi, efisiensi, peningkatan kualitas, dan efektivitas.
4. Pembelajaran berkelanjutan
Memberi contoh dan dorongan kepada bawahannya untuk terus belajar.
Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sepanjang masa kerjanya.
Mampu memberi inspirasi kepada bawahan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan.
Pembelajaran berkesinambungan memperluas pengetahuan dan keterampilan baik melalui pelajaran formal maupun informal.
5. Manajemen
Memiliki tipe pendidik dan pelatih.
Mengarahkan dan memimpin orang lain untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
Memimpin secara efektif, mengelola, dan mengarahkan kegiatan orang lain.
Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan atau melakukan tugas yang menantang.
Bekerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan mendorong kinerja melalui motivasi.
6. Mengelola bawahan
Tipe bawahan konstruktif
Bertanggung jawab, dapat dipercaya, mampu memahami dan menginterpretasikan keinginan atas, tidak sekedar menjadi atasan, kreatif, visioner, berambisi, dan tanggap situasi.
Bawahan tipe ini sangat potensial untuk dikembangkan dan diberikan sasaran yang ingin dicapai.
Bawahan tipe rutin
Tingkat kemampuan intelektual dan daya imajinasi dibawah tipe konstruksi, kurang inisiatif, cenderung gamang ketika di berikan penjelasan dan arahan, bekerja dengan loyal dan sepenuh hati.
Tipe jenis ini dapat bekerja efektif jika diberi arahan yang jelas, berikan sasaran yang hendak dicapai, kemudian berikan arahan, waktu target, dan prosedur yang jelas
Bawahan tipe impulsif
Mudah berubah mengikuti lingkungan seperti bunglon, melakukan tugas atas dasar suka atau tidak suka pada pimpinan, sangat tidak imajinatif.
Tipe bawahan jenis ini utamakan dengan melakukan pendekatan personal serta berikan arahan dan petunjuk yang lengkap beserta target.
Tujuannya adalah agar mereka dapat bekerja dengan baik dan pimpinan harus memberikan perhatian serta contoh.
Bawahan tipe subversif
Sulit dikontrol, tidak memiliki prinsip, cenderung memikirkan keuntungan pribadi, menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keinginan, provokasi, dan penjilat.
Tipe bawahan jenis ini sebaiknya diberikan tugas dengan penekanan pada sasaran yang dicapai, jika memungkinkan, janjikan imbalan atau hukuman yang sesuai.
7. Stakeholder service
Stakeholder merupakan kelompok yang berada didalam maupun diluar perusahaan yang memiliki peran penentuan perusahaan.
Stakeholder servis merupakan pengenalan dan pemahaman kebutuhan pemangku kepentingan dalam menyampaikan hasil yang melebihi harapan pemangku kepentingan tersebut.
Orang ini cenderung memiliki keinginan untuk menyenangkan pemangku kepentingan dengan cara mengenali kebutuhan pemangku kepentingan dan memastikan bahwa mereka merasa puas.
Prinsip: Lebih baik, lebih cepat, lebih baru, lebih murah, lebih sederhana.
8. Komunikasi interpersonal
Menyampaikan informasi kepada pihak lain dengan cara menarik dan mudah dimengerti.
Menyampaikan informasi yang sensitif atau rumit dengan cara penyampaian kondisi yang tepat sehingga dapat dipahami.
Bersikap terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain.
Menyampaikan informasi, pikiran, dan pendapat dengan jelas, tingkat, dan tepat, serta menggunakan tata bahasa yang baik.
Berkomunikasi secara jelas dan efektif dengan orang-orang di dalam maupun di luar organisasi.
Baca Juga : Fungsi dan Proses Manajemen yang Harus Anda Ketahui
Kesimpulan
Bikin penjelasan seputar kepemimpinan yang perlu anda ketahui, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan memberikan informasi yang sesuai.
Terima kasih banyak.