Biografi Jendral Sudirman Singkat Lengkap dengan 6 Kisahnya

Artikel kali ini akan membahas biografi jendral Sudirman singkat mulai dari awal hidup, di masa perjuangan, hingga wafatnya Sang Jenderal Besar Indonesia.

Jendral Sudirman merupakan Panglima Besar tentara Nasional Indonesia pertama yang sangat dihormati di sepanjang sejarah hidupnya.

Jendral Sudirman banyak memiliki jasa besar terutama di masa penjajahan.

Peran Jendral Sudirman dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangat perlu diapresiasi bagi generasi muda.

Jendral Sudirman merupakan pahlawan nasional yang berkat beliau kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia berhasil diraih hingga saat ini.

Biografi jendral Sudirman singkat

Biografi Jendral Sudirman Singkat Lengkap dengan 6 Kisahnya

1. Awal hidup

Kisah hidup perjuangan dan nilai teladan yang bisa dilihat dari biografi jendral Sudirman singkat kali ini sangat penting untuk dipelajari.

Biografi jendral Sudirman singkat bisa memberikan banyak inspirasi bagi anda para pembaca untuk meningkatkan sikap patriotisme, semangat perjuangan, dan rasa bela negara sebagai warga negara Indonesia yang baik.

Jenderal Sudirman lahir dengan nama Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916.

Ayah Jendral Sudirman bernama Karsid kartawiraji yang merupakan seorang pekerja di pabrik gula Kalibagor Banyumas.

Ibunya bernama Siem yang merupakan seorang keturunan Wedana Rembang.

Sudirman kecil diasuh oleh seorang camat bernama Raden Cokrosunaryo yang dianggap sebagai ayah kandungnya.

Jendral Sudirman tidak pernah diberitahu bahwa Raden Cokrosunaryo bukanlah Ayah kandungnya hingga ia berusia 18 tahun.

Ketika berusia 7 tahun, sudirman terdaftar di sekolah pribumi bernama hollandsch-inlandsche school kemudian melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah milik Taman Siswa.

Jika dihitung di tahun saat ini itu kelas 2 SMP, Sudirman dipindahkan kembali ke sekolah menengah wirotomo setelah sekolah Taman Siswa ditutup oleh ordonansi sekolah liar karena diketahui tidak terdaftar.

Sudirman kemudian melanjutkan pendidikannya ke HIK Muhammadiyah atau sekolah guru di Solo tetapi tidak sampai tamat.

Selama menempuh sekolah di sana, sudirman ikut dalam kegiatan organisasi Pramuka Hizbul Wathan.

Lanjut di tahun 1936, sudirman menikahi Alfiah seorang mantan teman sekolahnya dan Putri seorang pengusaha batik kaya bernama Raden Sastroatmodjo.

Sudah menikah, sudirman tinggal di rumah mertuanya di daerah Cilacap agar bisa menabung untuk membangun rumah sendiri.

Soedirman dan Alfiah merupakan pasangan muda yang dikaruniai 3 orang Putra dan 4 orang putri yaitu:

  • Ahmad tidarwono
  • Muhammad Teguh Bambang tjahjadi
  • Taufik Effendi
  • Didi Praptiastuti
  • Didi Sutjiati
  • Didi pujiati
  • Titi wahyuti Setyaningrum

2. Masa mengajar

Di tahun 1936, sudirman Kembali ke Cilacap untuk mengajar sebuah Sekolah Dasar Muhammadiyah.

Dirinya mengabdikan sebagian besar waktunya sebagai guru HIS Muhammadiyah, cilacap dan pemandu organisasi Pramuka Hizbul Wathan seperti yang pernah diikuti dulu ketika masih sekolah.

Sebagai seorang guru, sudirman mengajarkan murid-muridnya pelajaran moral dengan menggunakan contoh kehidupan para rasul dan kisah wayang tradisional di tanah Jawa.

Meski mendapatkan gaji yang kecil, sudirman tetap mengajar dengan giat dan beberapa tahun kemudian Soedirman diangkat menjadi kepala sekolah meskipun tidak memiliki ijazah guru.

Baca Juga : Pengertian, 6 Struktur dan Contoh Autobiografi Terlengkap

3. Masa penjajahan Jepang

Di masa penjajahan Jepang, sudirman menjadi pengajar yang sangat disegani oleh banyak orang.

Ketika Jepang menjajah Indonesia di tahun 1944, sudirman bergabung dengan tentara pembela tanah air atau peta di Bogor.

Sehubungan dengan posisinya di masyarakat, sudirman dijadikan sebagai komando dan dilatih bersama pasukan lainnya dengan pangkat yang sama.

Setelah Indonesia merdeka dari penjajahan Jepang, sudirman berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas.

Lalu Beliau diangkat menjadi komandan Batalyon di Kroya setelah menyelesaikan pendidikannya tersebut.

4. Setelah masa kemerdekaan

Ketika Indonesia berhasil merebut kekuasaan dan kemerdekaannya serta berhasil mengikrarkan proklamasi pada tahun 1945, jendral Sudirman melarikan diri ke Jakarta untuk menemui Presiden Soekarno.

Presiden Soekarno menugaskan Jendral Sudirman untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas yang dilakukan setelah mendirikan divisi lokal badan keamanan rakyat.

Jendral Sudirman menjadi Panglima divisi V Banyumas setelah tentara keamanan rakyat.

Lanjut di 1945 tepatnya tanggal 12 November pada pertemuan pertama tentara keamanan rakyat, jendral Sudirman terpilih sebagai pemimpin tentara keamanan rakyat setelah pemungutan suara buntu dua tahap.

Sambil menunggu pengangkatan tersebut, di akhir November, Jenderal Soedirman memerintahkan divisi V Banyumas menyerang pasukan sekutu di Ambarawa.

Perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda terjadi sejak bulan November hingga Desember tahun 1945 dan merupakan perang besar pertama yang Jendral Sudirman pimpin kala itu.

Karena Jendral Sudirman berhasil memperoleh kemenangan di pertempuran tersebut, Presiden Soekarno melantik nya sebagai seorang jenderal.

Pada 18 Desember 1945, akhirnya Jendral Sudirman resmi diangkat menjadi Panglima Besar tentara keamanan rakyat setelah penarikan tentara Inggris atas serangan yang dilancarkan oleh pasukan Indonesia.

5. Agresi Militer 2

Di dalam biografi jendral Sudirman singkat ini tidak akan lengkap jika kita tidak membahas perang gerilya yang menjadi teknik berperang paling terkenal dari Jendral Sudirman.

Setelah lewat 3 tahun, jendral Sudirman menjadi saksi kegagalan negosiasi di Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Renville antara kolonial Belanda yang berniat kembali menjajah Indonesia.

Jenderal Soedirman menghadapi upaya kudeta Tahta kepemimpinan pada tahun 1948.

Di bulan Desember tahun 1945, jendral Sudirman melakukan perlawanan terhadap Agresi Militer 2 oleh Belanda yang dilancarkan di Yogyakarta.

Dengan pasukan kelompok kecilnya yang terdiri dari para tentara dan dokter pribadi, Jendral Sudirman melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan.

Hingga akhirnya Belanda menarik mundur pasukannya dan Jendral Sudirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949 oleh Presiden Soekarno.

6. Pasca perang

Pemberontakan yang terjadi di Madiun mengakibatkan ketidakstabilan politik yang berlangsung di pemerintahan pusat pada masa itu.

Kesehatan Jenderal Soedirman juga semakin melemah hingga di Tahun 1948 Jenderal Soedirman didiagnosis mengidap penyakit TBC atau tuberkulosis.

Pada bulan November Tahun 1948, paru-paru sebelah kanan Jenderal Soedirman dikempeskan dikarenakan mengalami infeksi berat.

Meskipun dalam keadaan sakit berjuang melawan penyakit TBC yang dideritanya, Jendral Sudirman tetap turut serta berperang melawan penjajah.

Jendral Sudirman dirawat di Panti Rapih, Yogyakarta kemudian dipindahkan ke sebuah rumah di Magelang pada Desember 1949.

Di waktu yang bersamaan, pemerintah Indonesia dan Belanda mengadakan konferensi panjang selama beberapa bulan dengan hasil pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949.

Dalam keadaan sakit, jendral Sudirman saat itu diangkat sebagai Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia di negara baru bernama Republik Indonesia Serikat.

Setelah lewat 1 bulan, tepatnya pada pukul 18.30 waktu Indonesia Barat tanggal 29 Januari 1950, Jenderal Sudirman wafat di Magelang, Jawa Tengah.

Kabar duka tersebut dilaporkan ke dalam siaran khusus dan dilancarkan oleh RRI atau Radio Republik Indonesia pada masa itu.

Jenazah Jenderal Sudirman disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman waktu sore hari kemudian dibawa ke Taman Makam Pahlawan Semaki dengan berjalan kaki.

Sementara banyaknya kerumunan pelayat yang turut mengiringi perpulangan jenderal besar Indonesia tersebut sepanjang 2 km mengiringi di belakangnya.

Baca Juga : Materi Teks Biografi: Pengertian, Struktur, dan Ciri-Cirinya

Kesimpulan

Itu dia biografi jendral Sudirman singkat yang bisa kami sampaikan di dalam artikel kali ini.

Semoga setelah anda membaca artikel biografi jendral Sudirman singkat ini, anda bisa mengambil nilai positif dari Semangat perjuangan seorang Jendral Sudirman.

Kecintaannya terhadap tanah kelahirannya sangat besar dengan begitu banyak pengorbanan yang telah beliau lakukan.

Terima kasih sudah membaca artikel biografi jendral Sudirman singkat ini, jaya terus Indonesiaku!